Oleh : Linda Sari
Lelaki yang tangguh itu adalah bapakku.
Pagi hingga sore adalah waktu yang harus dilakukan dengan menjual keringat.
Panasnya matahari tidak masalah baginya, kulitnya sudah kebal dengan panasnya
tusukan cahaya itu.
Terkadang secara tidak sengaja aku
melihat gurat lelah pada wajahnya. Bekas cahaya juga semakin jelas menempel
pada wajahnya. Belum lagi malam, sekiranya ada yang bisa dilakukan maka
dilakukan dengan segera. Jika tidak, maka bersama kamilah tempat bapak berbagi
bahagia.
Rasanya, bapak tidak pernah ada rasa
lelah. Bahkan pasa setiap malam yang kami lalui ketika bapak tidak ada kerjaan,
bapak mengisi ruang hidup kami dengan candaan yang membuat kami terkenang. Kami
bahagia oleh cara bapak yang sebenarnya sederhana itu.