INDRALAYA-Kecintaan masyarakat akan budaya yang
pernah ada akhir-akhir ini mengalami kelunturan. Sebagai salah satu antipasi
untuk mencegah kelunturan yang setidaknya mengenal budaya daerah ini adalah dengan
menceritakan dan menggambar budaya daerah. Kegiatan ini dilakukan oleh
Komunitas Penulis Cilik Anak Panti Asuhan (Kompencil Kapas) Mawar Putih
Indralaya pada Minggu (13/04) kemarin.
Komunitas yang berdiri sejak 23 Maret
2014 ini tidak hanya mengadakan kegiatan menulis, akan tetapi menggambar dan
mengenal budaya daerah, khususnya budaya yang ada di Sumatera Selatan. Pengajar
Kreatif (PK) yang membimbing puluhan anak-anak panti asuhan Mawar Putih
Indralaya berasal dari mahasiswa Unsri yang juga tergabung dalam Forum Lingkar
Pena (FLP) Ogan Ilir.
Kegiatan mengenal budaya daerah ini
sangat didukung baik oleh pengurus panti asuhan Mawar Putih. Selain sebagai
ruang memperkenalkan lebih jauh akan budaya Sumatera Selatan, juga untuk
mendidik anak-anak panti yang disebut Anak Didik Kreatif (ADK) keterampilan
menggambar.
“Proses untuk melakukan pelatihan ini
sudah jauh-jauh hari, Oktober lalu. Tidak hanya menulis, akan tetapi mengenal
lebih jauh budaya Sumatera Selatan dan meningkatkan keterampilan menggambar
bagi anak-anak panti.” ujar Hj. Yuliam, selaku pengurus panti asuhan Mawar
Putih ketika peresmian Kompencil Kapas.
Eva Susanti, salah satu PK sebagai
penyampai cerita budaya mengungkapkan bahwa ADK sangat antusias mengenal budaya
yang kebanyakan mereka belum tahu. Baik namanya ataupun sejarah dari lahirnya
kebudayaan tersebut. Hal ini diperjelas oleh Silvia yang juga sebagai PK.
Menurutnya, kegiatan ini harusnya dilakukan terus menerus. Jika perlu tidak
hanya untuk Kompencil Kapas Mawar Putih Indralaya, akan tetapi ke seluruh
daerah.
“Kegiatan seperti ini amat bermanfaat.
Harusnya pemerintah lebih memperhatikan hal ini. Jika perlu, mendukung dan
mengapresiasi kegiatan ini sehingga dapat dilakukan secara terus menerus dan
dimanapun.” sambungnya.
Segala gambaran yang berisikan budaya
daerah ini akan diterbitkan bersamaan dengan cerita inspiratif yang sudah
dituliskan oleh seluruh ADK selama dua minggu sebelum kegiatan bercerita dan
menggambar ini.
“Harapan kami selaku pendiri dan PK
Kompencil Kapas, nantinya seluruh karya yang terdiri dari cerita inspiratif dan
gambaran budaya daerah akan kita terbitkan. Terbitnya buku ini sebagai bentuk
keinginan menebar manfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia, karena menulis
itu bisa dilakukan oleh siapa saja, dan mencintai budaya adalah sebuah
keharusan.” (cj03).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar