Ketika melihat telah
terbitnya buku “Ukiran Cinta Anak Panti Asuhan”, dosen pembimbing yang juga
memberikan ide-ide besar terhadap lahirnya Komunitas Penulis Cilik Anak Panti
Asuhan ini.
Lelaki yang tangguh itu adalah bapakku.
Pagi hingga sore adalah waktu yang harus dilakukan dengan menjual keringat.
Panasnya matahari tidak masalah baginya, kulitnya sudah kebal dengan panasnya
tusukan cahaya itu.
Terkadang secara tidak sengaja aku
melihat gurat lelah pada wajahnya. Bekas cahaya juga semakin jelas menempel
pada wajahnya. Belum lagi malam, sekiranya ada yang bisa dilakukan maka
dilakukan dengan segera. Jika tidak, maka bersama kamilah tempat bapak berbagi
bahagia.
Rasanya, bapak tidak pernah ada rasa
lelah. Bahkan pasa setiap malam yang kami lalui ketika bapak tidak ada kerjaan,
bapak mengisi ruang hidup kami dengan candaan yang membuat kami terkenang. Kami
bahagia oleh cara bapak yang sebenarnya sederhana itu.
Inderalaya—Puluhan anak-anak panti asuhan Mawar
Putih Inderalaya mengikuti latihan membaca puisi pada Minggu (4/4) kemarin.
Anak-anak panti tersebut tergabung dalam Komunitas Penulis Cilik Anak Panti
Asuhan (Kompencil Kapas) mengikuti kegiatan latihan membaca puisi dengan
antusias.
Nofri yang merupakan Pengajar
KreatifKompencil Kapas ketika ditemui
Ogan Ilir Ekspres menyampaikan bahwa keterampilan seperti membaca puisi akan
jarang sekali ditemui di pelajaran sekolah. Oleh karenanya, kami memilih untuk
melatih anak-anak panti asuhan Mawar Putih ini untuk membaca puisi.
INDRALAYA-Bertempat di gazebo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Sriwijaya kampus Indralaya, tim Balai Bahasa Sumatera
Selatan menjumpai 3 penulis muda yang tinggal di Ogan Ilir pada Rabu (16/04)
kemarin. Ketiga penulis muda itu bernama Wahyu Wibowo, Rounnisa Aminy, dan
Hesih Purwaningsih yang kesemuanya tergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP)
Ogan Ilir. Sedangkan dari Balai Bahasa Sumsel yaitu Ery Agus Kurnianto, Dian
Su, dan Erlinda Rosita.
INDRALAYA-Kecintaan masyarakat akan budaya yang
pernah ada akhir-akhir ini mengalami kelunturan. Sebagai salah satu antipasi
untuk mencegah kelunturan yang setidaknya mengenal budaya daerah ini adalah dengan
menceritakan dan menggambar budaya daerah. Kegiatan ini dilakukan oleh
Komunitas Penulis Cilik Anak Panti Asuhan (Kompencil Kapas) Mawar Putih
Indralaya pada Minggu (13/04) kemarin.
Komunitas yang berdiri sejak 23 Maret
2014 ini tidak hanya mengadakan kegiatan menulis, akan tetapi menggambar dan
mengenal budaya daerah, khususnya budaya yang ada di Sumatera Selatan. Pengajar
Kreatif (PK) yang membimbing puluhan anak-anak panti asuhan Mawar Putih
Indralaya berasal dari mahasiswa Unsri yang juga tergabung dalam Forum Lingkar
Pena (FLP) Ogan Ilir.
INDRALAYA-Menulis adalah sebuah kewajiban bagi
setiap orang. Hal ini melatarbelakangi para anak panti asuhan Mawar Putih
Indralaya mengikuti secara intensif pelatihan menulis dalam program Kompencil
Kapas (Komunitas Penulis Cilik Anak Panti Asuhan). Pertemuan kedua dalam
pelatihan ini diikuti seluruh anak panti asuhan dan anak-anak sekitar
berlangsung pada Minggu (06/04) kemarin. Pelatihan ini dilakukan setiap hari
minggu, akan tetapi intensif dilakukan monitoring setiap hari untuk latihan
menulis.
Rangkaian
kegiatan Kompecil Kapas (Komunitas Penulis Cilik Anak Panti Asuhan) oleh
mahasiswa Universitas Sriwijaya sebagai implementasi dari Program Kreatifitas
Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M) oleh DIKTI telah dibuka di Panti
Asuhan Mawar Putih Indralaya, Minggu (23/3). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dwi
Febriyanti, Wahyu Wibowo, Putra Astaman, Silvia Andriani, dan Sulastri, serta
dibimbing oleh Budi Mulyono, S.Pd., M.Sc. Selain itu, Kegiatan ini dibantu oleh
10 relawan (Volunteer) yang berasal
dari mahasiswa Universitas Sriwijaya.
Kompencil
Kapas (Komunitas Penulis Cilik Anak Panti Asuhan) merupakan suatu Komunitas
Penulis Cilik Anak Panti Asuhan yang berdiri pada tanggal 23 Maret 2014 dari
Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M) yang disetujui
oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
12 Maret 2014, adalah hari dimana
kakak Wahyu Wibowo dan Putra Astaman yang ingin silatuhami ke Panti Asuhan
Mawar Putih untuk membicarakan kegiatan Kompencil Kapas mengalami putus rantai.